Wajid Shamsul Hassan mengatakan material memiliki "kontrol yang sangat mudah dan sistem komando."
"Mereka adalah aset yang besar yang kami miliki dan kami tidak akan membiarkan aset tersebut jatuh ke tangan militan," dikutip BBC atas pernyataan Hassan.
Pejabat senior Pakistan ini membuat pernyataan dalam menanggapi kabel diplomatik AS yang bocor ke publik, yang dirilis oleh WikiLeaks beberapa waktu lalu.
Diplomat Amerika dan Inggris ketakutan senjata nuklir Pakistan bisa jatuh ke tangan militan Islam.
Pejabat senior di Islamabad telah berulang kali menepis kekhawatiran itu, dengan mengatakan nuklir Pakistan berada di tangan yang aman.
Hasan juga mencatat bahwa Pakistan tidak akan menerima bantuan AS pada keamanan nuklir "karena kami adalah bangsa yang berdaulat."
"Kami selalu mengatakan kepada mereka secara langsung bahwa [senjata nuklir] berada di tangan aman, mereka tidak perlu khawatir tentang hal itu dan kami akan melindungi senjata nuklir kami."
Negara berkemampuan nuklir, India dan Pakistan - telah bertempur dalam tiga perang, merebutkan hak klaim atas wilayah Himalaya yang disengketakan Kashmir - kedua negara secara rutin melakukan tes rudal tetapi biasanya saling memberitahukan terlebih dahulu sesuai dengan perjanjian.
India dan Pakistan juga kadang-kadang menguji senjata konvensional dan non konvensional sejak kemerdekaan mereka.
Kedua negara bertangga tersebut telah menolak untuk menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi nuklir (NPT) dan perjanjian lain yang membatasi pengembangan atau pengujian senjata nuklir.(fq/prtv)
No comments:
Post a Comment