Gerakan Islam Tunisia An-Nahdhah sangat demokratis dan tidak harus ditakuti, kata pemimpin gerakanitu di pengasingannya hari Sabtu kemarin (22/1), menolak setiap perbandingan dirinya dan almarhum pemimpin Iran Ayatollah Khomeini.
Pemerintah Tunisia mengatakan pekan ini bahwa mereka akan mencabut larangan terhadap kelompok politik termasuk An-nahdhah, atau gerakan Renaissance, yang ditekan selama pemerintahan 24 tahun Presiden Zine al-Abidine Ben Ali.
"Kami adalah gerakan Islam moderat, gerakan demokratis berdasarkan cita-cita demokrasi ideal dalam kultur Islam. Beberapa orang menarik membandingkan Khomeini di dengan saya, sementara saya sendiri bukan Khomeini ataupun Syiah," kata Rasyid Ghannouchi.
Ditanya tentang garis keras yang menolak demokrasi ala Barat dan seruan untuk pembentukan sebuah negara Islam tradisional, ia berkata:. "Posisi kami sangat jauh dari ide ini, ... yang menurut kami hal itu tidak memiliki tempat dalam kecenderungan Islam moderat,hal ini tindakan ekstremis dan ... tidak didasarkan pada interpretasi yang benar dari Islam. "
Pengamat mengatakan kelompok Islamis moderat di Tunisia dapat menarik banyak pengikut setelah penggulingan Ben Ali, sementara kelompokislam militan mungkin dapat menyusup dari tetangganya Aljazair.
Sekularisme telah sangat ketat di Tunisia sejak sebelum kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1956. Habib Bourguiba, seorang pemimpin kemerdekaan dan presiden sebelumnya, adalah seorang nasionalis yang menganggap Islam sebagai ancaman bagi negaraitu.
Pada tahun 1987, ketika Ben Ali menyingkirkan Bourguiba, dia membiarkan sementara kelompok Islamis dan memungkinkan mereka untuk ikut pemilu tahun 1989. An-nahdhah, gerakan Islam terbesar Tunisia, resmi memenangkan 17 persen suara, mendapat posisi kedua dari partai yang berkuasa.(fq/aby)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/pimpinan-gerakan-an-nahdhah-jangan-samakan-saya-dengan-khomeini.htm
No comments:
Post a Comment